Saat
ditemui di kampusnya, mahasiswa bertubuh mungil ini mengaku bahwa sejak
kecil dirinya sering kali bertamasya bersama keluarganya. Namun, saat sudah
besar kegiatan tamasya itu tidak hilang pada dirinya, melainkan menjadi sebuah
hobi untuk mengisi waktu luang saat di liburan.
“sebenarnya keindahan pemandangan dan
keunikan rasa makanan dari berbagai negaralah yang membuat saya sangat senang
bertamasya.” Tutur rosa. Mahasiswa polos ini juga mengaku bahwa sampai saat ini
ia baru bertamasya di daerah asia dan dalam negeri saja.
Dalam bertamasya, si mungil ini tidak
sembarang dalam mengatur uangnya. Ia terlebih dahulu menakar bajet penginapan,
makan, dan biaya transportasi agar ia tidak terlalu menghabiskan uang dalam
jumlah yang banyak.
Akan tetapi, apabila ternyata uang
yang sudah batasi tidak cukup, si pemilik sifat humoris ini akan meminta
tambahan uang dari orang tuanya. “namanya juga jalan – jalan dengan orang tua,
pastilah ada yang dibayarin.” Akunya.Akan tetapi, apabila ternyata uang
yang sudah batasi tidak cukup, si pemilik sifat humoris ini akan meminta
tambahan uang dari orang tuanya. “namanya juga jalan – jalan dengan orang tua,
pastilah ada yang dibayarin.” Akunya.
Selain bertamasya dengan orang
tuanya, ternyata mahasiswa yang memiliki nama panggilan ocha ini juga pernah
melakukan study tour untuk menjadi seorang pemandu bersama teman – temannya di
pulau bali yang berlangsung selama 5 hari 4 malam.
Dalam bertamasya, mahasiswa yang
memiliki nama lengkap rosa angeline ini lebih merasa nyaman jika bertamasya
dengan keluarganya dibandingkan dengan teman – temanya sendiri. Namun bukan
berarti bahwa bertamasya dengan temannya bukan merupakan hal yang tidak nyaman.
“sebenarnya semua punya posisi
negative dan positif. Kalau bersama keluarga pengeluaran uang saya bisa lebih
hemat dibandingkan dengan bersama teman.
Sedangkan kalau bersama teman saya sedikit lebih bebas jalan – jalanya
dibandingkan bersama keluarga.” Ujarnya.
Jika sudah bertamasya, tentunya si
polos satu ini tidak lupa untuk membeli souvenir sebagat tanda kenang –
kenangan. Ia sering kali membeli souvenir berupa gantungan handphone, gantungan
kunci dan logo dari Negara yang ia kunjungi.
Tanda mata yang ia beli tersebut
tentunya ia berikan kepada teman-temannya. Namun, apabila ia tidak sempat
bertemu dengan temannya, maka tanda mata yang ia beli itu akan ia gunakan untuk
dirinya sendiri.
Walau sudah sering bertamasya ke
daerah asia, ternyata si mungil ini belum pernah menginjakkan kakinya di negeri
gedung 101, yaitu negeri Taiwan. Ia mengaku apabila ada kesempatan ke Taiwan,
ia akan mencoba masakan restoran toilet Negara tersebut.
Harapan lainnya adalah bahwa ia dan
keluarganya bisa mendapatkan kesempatan bertmasya bersama ke daerah eropa,
amerika dan Australia. “saya benar – benar menunggu kesempatan itu. Semoga saja
impian saya bisa menjadi kenyataan.” Harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar