Oleh : Elysia Lesmana
Budaya k-pop merupakan salah satu
kebudayaan yang mendunia di bumi ini, salah satunya di Negara kita sendiri,
yaitu Indonesia. Sangkin mendunianya, kebudayaan modern ini mampu mengubah pola
piker dan keaslian dari kebudayaan tanah air.
Persebaran budaya k-pop yang mendunia
tentunya memancing respon positif dan respon negatif dari khalayak masyarakat
yang menerimanya.
Dalam mengatasi hal tersebut,
tentunya dibutuhkan suatu pemahaman tentang persebaran buadaya k-pop.
Universitas Bunda Mulia merupakan suatu universitas yang membahas akan
pemahaman tersebut melalui deminar “fenomena k-pop”.
Seminar fenomena k-pop yang
bertemakan “fenomena k-pop dalam budaya kontemporer Indonesia” diadakan di ruang
auditorium lantai 8 UBM pada senin 27 November pukul 08.00.
Seminar ini membahas tentang budaya k-pop
yang sedang merambah di tanah air kita. Contohnya seperti makanan korea,
boyband dan girlband, pakaian tradisional (hanbok), dan korea fashion.
“K-pop merupakan salah satu budaya
popular yang dihidupkan oleh media massa dan mampu mengubah keaslian dari
kebudayaan daerah.” Begitulah pendapat Rustono Farady Marta , selaku pembicara
dalam seminar.
Menurutnya, daerah kawasan Asia
Tenggara merupakan daerah yang paling banyak menggilai budaya dari Negara
kimchi ini. Bukan hanya remaja, namun juga ada beberapa kaum dewasa yang
menyukai budaya k-pop ini.
Budaya k-pop yang paling banyak
digemari salah satunya adalah boyband dan girlband. Namun, ternyata ada suatu
fakta yang terdapat dalam kemunculan boyband dan girlband ini.
”Mewabahnya boyband dan girlband di
tanah air kita dimulai pada tahun 2007 saat era boyband DBSK mulai terkenal.
Setelah itu, mulai munculah boyband super junior yang merupakan junior dari
boyband DBSK. Lalu munculah Girls Generation sebagai model dari super junior
versi wanita.” Jelas Kandi S.S. Dahlan ; MBA ; PHD selaku wakil reKtor dari
UBM.
“boyband dan girlband membutuhkan
waktu yang lama untuk mempopulerkan nama mereka. Dibutuhkan waktu yang cukup
lama sekitar 6 samapi 7 tahun dan latihan juga perjuangan yang cukup keras agar
mereka dapat muncuk dalam dunia hiburan.” Ungkap Mr. Light Yoji, seoranng
koreografer international yang diundang sebagai pembicara seminar ini.
Seminar fenomena k-pop ini secara
keseluruhan tampaknya berjalan mulus dan lancar – lancar saja. Akan tetapi
sebenarnya ada kekurangan dari seminar ini, misalnya seperti waktu yang ngaret hingga 1 jam lebih.
Selain itu, banyak sekali para
peserta seminar yang sudah meninggalkan tempat seminar sebelum seminar selesai.
Peserta lain yang masih di tempat seminar juga sebagian besar tidak
memperhatikan seminar tetapi sibuk dengan teman dan gadget sendiri.
Namun , sebenarnya seminar ini cukup
penting untuk kita perhatikan. Karena melalui seminar ini kita bisa engetahui
seberapa besar budaya k-pop mampu mengubah pola pikir dan keaslian dari
kebudayaan tanah air kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar